Kamis, 14 Mei 2009

Selamatkan Danau Laut Tawar

SELAMATKAN DANAU LAUT TAWAR DENGAN APRESIASI KONSTRUKTIF


Beberapa indikasi yang muncul menandakan Danau Laut Tawar hampir mendekati ‘game over”, indikasi tersebut sangat nyata dan mudah untuk di amati, salah satunya kita bisa melihat langsung debit air yang keluar melalui sungai pesangen meskipun sudah dipadati keramba tancap serta tumpukan sampah di dasar sungai masih saja kelihatan dasar sungai pesangen ini semakin dangkal.
Tanda-tanda lain yang mendukung pada pemikiran penulis adalah menurunnya populasi beberapa jenis ikan lokal seperti : ikan lele (mut), mujahir khas (jaher item), iken, denung, gabus (bado), bawal lokal, depik (selain relo), keperas tue, kawan, dan jenis ikan lain yang luput dari pengamatan penulis. Penyebab utama kondisi ini di duga akibat menurunnya debit air Danau Laut Tawar, masuknya ikan predator seperti ikan crass cap dan nila gift, di tambah lagi zat-zat yang terseret bersama limbah un organik, sampah rumah tangga dan wislok yang menjadikan danau sebagai waduk sampah alami.
Menurunnya populasi ikan lokal ini telah mengganggu dan menghambat stabilitas ekonomi masyarakat nelayan di sekitar danau laut tawar yang sebelum dan selama konflik Aceh 1998 - 2005 menggantungkan ekonomi pada keberadaan ikan lokal terutama ikan depik dan relo. Keadaan ini pula yang memaksa masyarakat sekitar danau laut tawar untuk melanjutkan kembali tradisi nenek moyang dengan membuka lahan baru untuk beralih profesi dari nelayan menjadi petani kebun, peralihan profesi ini sudah dapat dipastikan akan mengganggu kawasan hutan lindung yang menjadi daerah tangkapan air bagi danau. Ironisnya kalau kita amati langsung di beberapa daerah/ kampung sekitar danau masih banyak lahan/ kebun yang tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk memberdayakan ekonomi keluarganya, tetapi kenapa masyarakat harus membuka lahan baru? Menurut penulis dengan niat baik pemerintah daerah, masyarakat belum perlu merambah dan menebang hutan untuk membuka lahan segar, tetapi pemerintah daerah cukup memberikan dukungan dan bantuan untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan lahan tidur miliknya secara intensif dan menuai hasil yang maksimal tanpa harus merambah hutan yang pasti akan mengganggu kelestarian Danau Laut Tawar.
Untuk menyelamatkan dan melestarikan Danau Laut Tawar sangat diperlukan apresiasi konstruktif dari semua kalangan, Pemerintah diharapkan dapat bersikap tegas yang disertai dengan keadilan, terutama dalam penentuan batas-batas wilayah hutan lindung diharapkan tidak mengorbankan kepentingan rakyat jelata. Pemahaman masyarakat sangat perlu dibangun bukan saja melalui seruan tetapi lebih mengarah pada kebijakan yang real yang mampu mengangkat derajat ekonomi masyarakat.
Penulis berpendapat Danau Laut Tawar dan kekayaan hayatinya masih bisa diselamatkan dengan kerja keras dan perjuangan serta kerjasama dengan melibatkan seluruh komponen penduduk sekitar, pemantauan dan pengawasan tidak akan dapat memperbaiki kondisi lingkungan saat ini justru lebih terkesan menghambur-hamburkan anggaran saja. Menurut penulis lingkungan/ hutan Aceh tidak akan menjadi lebih baik jika secara terus menerus kita awasi saja tanpa ada usaha nyata dari kita untuk mulai memperbaikinya.
Misi penyelematan Danau Laut Tawar akan terpenuhi, ketika semua pihak yang berkepentingan merasa bertanggung jawab serta bersama-sama berusaha melestarikan dan memperbaiki hutan kawasan tangkapan air bagi danau. Jika tidak, bukan mustahil Danau Laut Tawar juga DAS Pesangen akan tinggal kenangan mengingat kondisi geografis Danau Laut Tawar berada di dataran tinggi yang di duga banyak sekali kebocoran-kebocorannya.

Wassalam,


ISRANUDDIN HARUN
Sekretaris LSM TAJUK ACEH

Tidak ada komentar: